Isu mengenai kesejahteraan guru di Indonesia terus menjadi sorotan dan perdebatan hangat. Meskipun guru memegang peran sentral dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk karakter generasi penerus, kenyataannya, banyak yang berpendapat bahwa tingkat kesejahteraan guru di tanah air masih jauh dari kata layak. Artikel ini akan mengulas berbagai aspek terkait kesejahteraan guru di Indonesia, tantangan yang dihadapi, dan harapan akan perbaikan di masa depan. Kongres Guru Nasional yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada hari ini, Kamis, 8 Mei 2025, kembali mengangkat isu kesejahteraan guru sebagai salah satu topik utama diskusi.
Salah satu pilar utama kesejahteraan adalah penghasilan dan tunjangan yang diterima. Meskipun pemerintah telah berupaya meningkatkan gaji guru, terutama melalui program sertifikasi, namun masih banyak guru, terutama di daerah terpencil dan guru honorer, yang pendapatannya jauh dari mencukupi. Beban kerja yang berat, termasuk mengajar, administrasi, pembinaan ekstrakurikuler, dan tugas tambahan lainnya, seringkali tidak sebanding dengan kompensasi yang diterima. Hal ini tentu mempengaruhi semangat kerja dan kualitas pengajaran.
Selain aspek finansial, kesejahteraan juga mencakup dukungan profesional, kesempatan pengembangan diri, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, serta pengakuan atas dedikasi mereka. Kurangnya fasilitas yang memadai di sekolah, minimnya pelatihan yang relevan, serta kurangnya apresiasi dari berbagai pihak dapat menimbulkan tekanan dan demotivasi pada guru. Padahal, kesejahteraan yang terjamin akan berkorelasi positif dengan mutu pendidikan yang diterima oleh siswa.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan berbagai program untuk meningkatkan kesejahteraan guru, seperti peningkatan tunjangan profesi, program Guru Penggerak, dan upaya pemerataan guru di berbagai daerah. Namun, tantangan seperti disparitas kesejahteraan antar daerah, status guru honorer yang belum jelas, dan implementasi kebijakan yang belum optimal masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dalam pernyataan persnya hari ini, Kamis, 8 Mei 2025, mendesak pemerintah untuk lebih serius dan konsisten dalam meningkatkan kesejahteraan sebagai investasi strategis dalam pembangunan nasional.
Meningkatkan kesejahteraan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, masyarakat, dan bahkan siswa. Memberikan dukungan moral, menghargai profesi guru, menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif, serta memastikan guru memiliki kesempatan untuk terus belajar dan berkembang adalah langkah-langkah penting. Hanya dengan kesejahteraan yang terjamin, Indonesia dapat mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas dan menghasilkan generasi penerus yang unggul.